Monday, September 28, 2015

TERLELAP DALAM PENANTIAN



TERLELAP DALAM PENANTIAN
By: HISTISHA NR.

Jarum jam teurs bergoyang
Berulang kali membentuk lingkaran
Bintang-bintang mulai berpamitan
Kini tinggal aku sendiri dalam penantian
Kelopak mata ini mulai berat
Sesekali terpejam juga
Terhenyakkan sapuan angin malam
Aku masih di sini menunggu
Hadirmu menyapaku, Sahabat
Terdengar seruan dari jauh
Kulihat berdiri sosokmu di hadapanku
Menghampiriku
Tapi ketika kuulurkan tanganku
Aku tak dapat meraihmu
Ah...
Ternyata itu hanya mimpi
Aku tetap tak beranjak
Di sini
Aku terus menunggumu
Walau apapun

Malang, 26 Sept 2015

Friday, September 25, 2015

BISMILLAH



BISMILLAH
By: HISTISHA NR.

Dengan nama-Mu
Kupasrahkan segalanya
Yang Kau titipkan padaku
Apapun itu
Beri aku isyarat
Yang sederhana
Yang bisa kupahami
Yang bisa kujejaki
Hanya kepada-Mu
Semua akan kembali

Malang, 25 sept 2015

PINTAKU



PINTAKU
By: HISTISHA NR.

Pecahan kaca dalam genggamanku
Penuh darah
Menetes
Di setiap celah jemariku
Tapi bukan tanganku yang kesakitan
Mulutku pun hanya bungkam
Tak seberapa hal itu
Kepalaku penuh sesak
Dengan angan ketidakjelasan
Nafas ini enggan terhelakan
Begitu sempit
Jalan pikiranku
Tuhan
Aku memohon kasih-Mu
Lapangkanlah jiwa ini
Tuntunlah
Menuju jalan kerelaan
Bimbinglah
Menuju cahaya-Mu
Hingga tak terasakan lagi
Pecahan kaca
Yang menyayat kalbuku
Kecuali
Hanya sayatan dzikirku
Untuk-Mu

Malang, 25 sept 2015

KESUNYIAN YANG MEMBAWAKU PADAMU



KESUNYIAN YANG MEMBAWAKU PADAMU
By: HISTISHA NR.


Berada di sini
Terkadang
Seperti berpegangan pada seutas jerami
Rasa khawatir
Takut
Penuh harap
Aku
Kadang jemu
Kadang pun tertawa
Aku ingat
Kalau ada yang aku lupa
Tapi apa???
Tak ada note
Yang mengingatkanku
Tak ada alarm
Yang membangunkan lelapku
Aku hanya terus berlalu
Seperti angin
Berhembus tanpa jejak
Tapi
Itu lebih dari cukup
Aku tak mau
Jika aku jadi badai
Yang meluluhlantakkan
Tata kosmos kehidupan
Aku cukup mengikuti arus air
Kataku dulu
Tapi
Faktanya
Air tak selalu menuju hilir
Sedikit tekanan
Membuatnya melonjak
Berbalik
Menghantam hulu
Aku ingin
Seriang kupu-kupu itu
Berterbangan kian kemari
Mengepakkan sayap indahnya
Aku ingin
Aku
Menjadi aku
Yang sesungguhnya
Apa adanya
Tak peduli apa katamu
Walau bagaimana pun
Aku ingin
Kembali
Pulang
Menjemput aku
Yang tersembunyi
Di balik angan
Aku tak ingin
Aku dan kau
Tak berarti
Teruslah berjalan
Teruslah berlari
Tataplah masa depanmu
Aku
Kan kuupayakan
Agar bisa menyusulmu
Paling tidak
Kau harus senantiasa di depanku
Agar aku bisa menangkapmu
Ketika kau terjatuh kembali
Tapi jika waktu mengubahmu
Dan kau
Menemukan cahaya yang lebih terang di hadapanmu
Menemukan kabut tebal
Menyelimut di hadapanku
Teruslah berjalan
Teruskan langkahmu
Aku akan menembus kabut itu
Meski kau tak akan lagi menengok ke belakang
Aku ingin menjagamu
Aku
Menjadi aku
Untuk menjagamu
Kutahu itu
Sebab
Waktu yang berlalu
Mengajariku banyak hal
Ketika aku
Menginginkan keinginanku
Aku malah terjatuh
Aku sukar membawa diriku
Tapi ketika aku menginginkan harapanmu
Bersamanya
Aku merajut asaku
Aku tak tahu aku harus bagaimana
Terkadang begitu penat rasanya
Padahal kepala ini kosong
Aku tak paham harus melangkah ke mana
Terkadang
Aku terus membuat peta hidupku sendiri
Aku merajuk pada Tuhan
Aku terus mencari alasan
Untuk tetap bertahan
Aku
Aku meminta banyak hal
Tapi aku tahu Tuhan pasti tahu
Maksudku
Tak jarang aku menghianatinya
Aku
Janjiku
Semu
Tuhan pasti tahu itu
Tuhan...
Ke mana akan kubawa penghianatan ini
Aku takut
Aku terus meminta dari-Mu
Aku terus merayu-Mu
Aku
Ingin
Tambahan waktu untukku
Aku ingin
Ini bukan yang terakhir
Aku menyebut-Mu
Sering kali Kau datang dengan jawaban
Tapi aku tak tahu
Apa yang kupersoalkan
Aku
Jangan tinggalkan aku
Tuhan
Aku tahu Kau dekat
Tapi
Tanpa izin-Mu
Bagaimana aku bisa
Merasakan kehadiran-Mu
Biarkan aku merasakan pelukan-Mu
Kehangatan kasih-Mu
Tuhan
Aku ingin memeluk asaku
Bersamanya
Bersama kasih-Mu
Menuai surga-Mu
Meski aku tahu
Kesalahanku
Amat melimpah
Bahkan tak terhitung oleh butiran debu
Tapi
Ampunan-Mu
Bahkan melebihi segalanya
Aku
Dengan ketidaktahuan diriku
Merengek di hadapan-Mu
Karena yang kutahu
Kau selalu mendengarku
Dan Kau
Akan menuntunku
Aku bingung
Apalagi yang akan aku tulis
Di sini
Aku seperti tak mensyukuri nikmat-Mu
Tapi bagaimana aku bisa
Mempersembahkan syukurku
Tanpa
Pengajaran-Mu
Tanpa kupuji pun
Kau sudah terpuji
Tanpa kusucikan pun
Kau sudah suci
Lantas bagaimana aku bersyukur pada-Mu
Sedang nikmat-Mu
Mengguyur tanpa jeda
Aku malu
Aku tak pandai bersyukur
Aku malu
Tuhan
Tapi bagaimana???
Jika syukurku dengan ucapan
Bahkan aku tak mampu
Menggetarkan pita suaraku
Jika dengan perbuatan
Bahkan aku tak mampu menopang tubuhku
Jika dengan pikiran
Bahkan aku
Tak paham memanagenya
Tanpa kekuatan-Mu
Tanpa belas kasih-Mu
Tanpa cinta-Mu
Aku tak bisa melakukan apapun
Aku tak bisa menjadi siapaun
Bahkan untuk menghujat-Mu
Aku butuh diri-Mu
Aku butuh kehadiran-Mu
Tapi yang kudengar
Kau suka jika aku mengingat-Mu
Walau apapun
Tapi bagaimana dengan memoriku
Aku bahkan tak bisa mengupdatenya
Tanpa-Mu
Maafkan aku
Tuhan
Ampuni aku
Tuhan
Aku terlalu banyak bicara
Aku terlalu banyak berdusta
Aku terlalu banyak berjanji
Aku terlalu sering menghianati
Nikmat-Mu
Sejatinya
Aku hanya ingin
Kau tahu
Aku tak bisa memuji-Mu
Tanpa seizin-Mu
Maafkan aku
Aku tahu kalau Kau lebih tahu
Tapi ini
Terkesan aku mendikte-Mu
Aku tahu Kau lebih tahu
Ini hanya untuk membuatku tahu
Kalau Kau yang Maha Tahu
Sudahlah
Kucukupkan sekian
Sapaanku hari ini
Kesepian
Kesunyian
Yang mengundangku dekat dengan-Mu
Yang buatku merasakan hadir-Mu
Tak akan kusesali
Maafkan aku
Tuhanku...

Malang, 14 Sept 2015