Saturday, December 6, 2014

BERKAT RAHMAT-MU


BERKAT RAHMAT-MU
Himatul Istiqomah
Demi waktu yang terus berjalan
Yang terlewat tanpa bisa terulang
Tampak sama tapi jelas berbeda
Senantiasa menggoreskan tinta
Menoreh rekam jejak langkah
Dalam papan yang selalu terjaga[1]

Aku ada karena keberadaanmu lebih dulu
Tanpa-mu aku bukanlah aku
Tanpa kasih-mu aku takkan pernah jadi aku
Aku adalah bagian dari alam yang semu
Sebagai bukti taburan rahmat-Mu

Segla puji hanyalah milik-Mu
Puji-Mu bagi-Mu
Membuatku mengenalimu
Puji-mu bagiku
Melukiskan apresiasi-Mu
Pujiku bagi-Mu
Memahatkan syukur bergema dalam kalbu
Pujiku untuk sesamaku
Mewakili alam mengukirkan eksistensi-Mu

Atas perizinan-Mu dalam kesempatan ini
Alpahabet jadi terangkai begitu rapi
Membentuk rantai sajak-sajak dalam puisi
Yang menggerakkan pikir dalam akal dan rasa dalam hati
Menggoreskan tinta yang menguras imajinasi
Memuntahkan magma yang telah mendidih
Sebagai awal meluapnya inspirasi

Semoga pikir ini tak terhenti
Sampai nyawa terpisahkan dengan raga ini
Sehingga menumbuhkan jutaan generasi
Untuk mendokumantasikan betapa indah alam ciptaan-Mu ini
Dalam nilai-nilai estetika seni berpuisi

23 nov 2014


[1] Hati

KEINDAHAN PRIBADIMU


KEINDAHAN PRIBADIMU
Himatul Istiqomah
Manusia terbaik dalam penciptaan
Penunjuk jalan kebenaran
Berakhlakkan Al Qur’an
Terhiaskan pengampunan
Pemberi nasehat setiap insan
Yang fasih dalam mencontohkan kebaikan

Pemaaf segala kesalahan
Memenuhi hak Tuhan tanpa paksaan
Tiada pernah membalas kemarahan
Memenuhi semua undangan
Meski terucap oleh kaum tak ber-uang
Selalu menyampaikan pemberitaan
Meski terasa pahit terkadang
Tak pernah mewariskan kesengsaraan
Tak sedikitpun menjejakkan kerugian

Wajahnya penuh dengan binar cahaya
Mengagumkan bagi setiap yang menatapnya
Tak sedikitpun membayang dusta
Tak jua terdapat cacat dan cela

Laksana memecah rembulan
Ketika wajahnya berserikan kebahagiaan
Perkataannya yang tanpa bualan
Bahkan melebihi manisnya buah-buahan
Membuai setiap orang yang mendengarkan
Bibirnya yang terhiasi senyuman
Menyirnakan duka dan kesedihan

Tercipta dalam kesempurnaan
Sehingga tiada bahasa yang mampu melukiskan
Meski berbilang dalam pendeskripsian
Keindahan pribadimu tak terwakilkan
Tapi tinta hitam yang tertumpahkan
Setidaknya menjadi setitik tanda kekaguman
Akan kebesaran Sang Penguasa Alam
Dalam menciptamu wahai Nabi Akhir zaman

23 nov 2014

INSPIRASI SECANGKIR KOPI



INSPIRASI SECANGKIR KOPI
Himatul Istiqomah

Dengan selembar bilahan pintu bekas
Yang terbaring di atas dua keranjang coca-cola
Yang terlukis tapakan-tapakan pantat gelas
Menjadi saksi termuntahkannya pemikiran kita

Menggali sumber inspirasi
Saling memberikan motivasi
Untuk mewujudkan inovasi
Dengan ditemani secangkir seduhan kopi

Meski tak menghapuskan dahaga
Tapi mampu menghangatkan suasana
Hingga tersemaikan ide-ide gila
Sebagai pendobrak terciptanya kreativitas kita bersama

Gelak tawa sesekali menjadi iklan
Ketika suasana mulai menegang
Hingga akhirnya tersepakatkan
Mengabadikan karya generasi penerus sastrawan
Dalam suhuf-suhuf yang terbukukan

23 nov 2914

MISHA


MISHA[1]
Himatul Istiqomah

Daun….. mengapa dengan lambaian ranting yang rentan
Anggukkan malu terdengar desahan
Sepasang merpati menyisir bulu indahnya
Dengan jepitan paruh yang menawan
Kan ku sapa tamu mimpiku
Semoga terkenang akan kasihku

Ilalang bergoyang menunggu senja
Hembusan nafas memecah duka
Seperti nyawa seribu raga
Akan tersimpan di ribaan gelora
Nestapaku sirna terhadap namanya

Sinar cinta yang kian terang
Hatiku yang beku telah tercairkan
Oleh sentuhan kasih darimu
Lirih ku ucap kata untukmu
Ingin aku selalu menemanimu
Hingga batas ahir waktuku

Monday, 12 September 2010



[1] Seorang motivator yang menorehkan celah inspirasiku untuk terus semangat menjejaki keindahan potongan surga di negeri tercinta ini. Dua bait pertamanya ku tutup dengan sebait milikku agar terjadi reaksi kesetimbangan dalam kebersamaan mengarungi samudera suratan Tuhan.

MENJEMPUT SANG FAJAR


MENJEMPUT SANG FAJAR
Himatul Istiqomah


Kala ribuan pasang mata terpejam
Bernostalgia bersama angan-angan
Hanya ada bisik jangkerik yang mendendang
Dedaunan pun tengah berhenti bergoyang
Hingga dunia terhanyut dalam kesunyian
Tapi tidak dengan dirimu
Bersimpuh dengan penuh keyakinan
Bercengkerama bersama sang penguasa alam
Dinginnya tusukan angin malam
Tak pernah engkau risaukan
Bahkan hadirkan aroma kesegaran
Merajut sutera-sutera kahyangan
Sebagai peta menuju gemerlapnya masa depan
Sesekali pun kau tak pernah bosan
Menegepakkan sayap-sayap doa dan pujian
Mengintip indahnya bilik surga yang kau rancang
Sambil menjemput sang fajar yang hendak membayang
Cahayamu lebih dulu bersinar terang

25 nov 2014

JAMAN EDAN



JAMAN EDAN
Himatul Istiqomah

Jaman edan
Saling bertumbukan
Saling bertabrakan
Saling mengklaim kebenaran
Saling mengumbar kekeliruan
Saling melucuti kawan
Saling menutup penglihatan
Terbutakan bayang-bayang keegoisan

Jaman edan
Usia senja yang semakin menantang kematian
Mengumandangkan bisik-bisik kehancuran
Menaburkan benih-benih anti kemanusiaan
Memupuk pri-kehewanan
Menari telanjang
Dengan akal tanpa pemikiran

Jaman edan
Diwarnai pelangi kelam
Dihinggapi lalat-lalat penjilat kotoran
Yang dianggapnya bongkahan emas berlian

Jaman edan
Penuh dengan kedustaan
Marak dengan janji-janji bualan
Menumpuk bahan bakar neraka yang berkobaran
Dengan tangan-tangan tanpa belas kasihan
Dengan ucapan-ucapan yang hanya persemuan

Jaman edan
Tak bisa dilewatkan
Tidak dipertontonkan
Tapi dapat disaksikan
Dapat dirasakan
Dapat dijadikan pembelajaran
Sebagai insan yang beriman
Kalau lah sekejap tak teringatkan
Tuhan jangan pernah terabaikan
Peluklah erat tiang-tiang kewaspadaan[1]

03 desember 2012


[1] Sak begja-begjane wong kang lali luweh begjo wong kang eleng lan waspodo. (Raden Ngabehi Ronggowarsito)

BOLA KEHIDUPAN



BOLA KEHIDUPAN
Himatul Istiqomah

Kucari
Kadang pun kubeli
Kupegang
Kulemparkan
Kulayangkan
Meski tak bersayap
Tapi
Gravitasi bumi yang berhembus
Menghempaskannya
Menggugurkannya

Kulayangkan ulang
Kurajutkan sayap-sayap yang berkepakan
Kusisihkan duri-duri keputus-asaan
Kan kuraihkan surga yang penuh kenikmatan
Dalam perbedaan dua alam
Dalam sesandingannya bersama Tuhan

03 Des 2014