KUPU-KUPU DAN MAWAR BIRU
BICARALAH MAWARKU
MISHA
Dalam sanubari rias mawarku
Lekaslah ia mekar dari tidur kuncupnya
Menari dalam alunan kalbu
Merayu sang pemanis madu
Kan terpesonakan kupu-kupu itu
Kupu-kupu indah dan lucu
Ia tersenyum dengan tulusnya
Mawar berbinar sambut datangnya
Hingga kupu-kupu membelainya
Dalam tulus cinta tiada
tara
Tapi kini mahkota mawar kian redup
Mawar terjerit dalam hati
Kupu-kupu itu mencari tabib
Kupu-kupu itu tak kunjung lekas ketemu
Kupu-kupu itu kembali ke mawar
Dengan sajaknya ia berkata…..
Mawarku….. Teruskah engkau membisu
Mawarku….. aku adalah penjagamu
Mawarku….. engkau adalah penghias taman
hatiku
Mawarku….. aku sayang kepadamu
Mawarku….. lekaslah sembuh
Aku tak ingin engkau terpaku
Mawarku….. bicaralah kepadaku
Akupun tak kan lelah mendengarmu
Dalam sejuta musim…..
Aku selalu bersamamu
03 Januari 2011
BAWAKU TERBANG BERSAMAMU
Himatul Istiqomah
Mawar kini hanya tumbuh sebatang diri
Mengharap kupu-kupu lucu itu datang kembali
Tangkainya tak lagi berduri
Karena ia tak ingin kupu-kupu itu terlukai
Dalam penantiannya ia terus
bernyanyi
Kupu-kupuku...
Apakah engkau marah padaku?
Kau terbang lebih lama dari biasanya
Kupu-kupuku...
Apakah engkau lelah menemaniku?
Kau terus bersajak selama ini
Sementara aku hanya menangis tanpa
kata
Kupu-kupuku...
Dalam diamku
Tak setitik pun aku mengacuhkanmu
Aku tak ingin tanpamu
Aku selalu merindukan hadirmu
Yang kumilik hanyalah bunga sebatang
Sedang kau punya sayap sepasang
Aku tanpa kaki dan tak bisa berjalan
Sementara kau mahir menggapai awan
Aku tak lah mungkin lari darimu
Kupu-kupuku...
Mungkinkah kau sudah terbang jauh?
Kupu-kupuku...
Aku tak akan lagi membisu untukmu
Sungguh
Aku selalu ingin mendengar sajakmu
Aku ingin menari bersamamu
Kupu-kupuku...
Kembalilah padaku
Aku simpankan madu terbaikku untukmu
Yang tak pernah dinikmati kupu-kupu selainmu
Madu yang kubangun bersama untaian sajakmu
Berharap kan bawaku terbang
bersamamu
Kepakan lebut sayap kasihmu
Cahaya senyuman itu
Tak kan tergantikan
Oleh pemanis madu selainmu
Kini
Aku mawarmu
Merajutkan surga
Meski debu-debu menghalang
Penantianku tak akan pupus
Yakinku
Terbangmu akan bersarang di surgaku
Bersama menuai kasih
Mencurah ridho Tuhan[1]
07 des 2014
[1] Maaf jika aku
terlalu terlambat membalas sajakmu. Kau mengajariku bahwa tak ada pemanis madu
setulus kasihmu. Semoga bersama kepakan sayapmu kini, kau rasakan kehadiran
Tuhan lebih dari segalanya. Kusiapkan rajutan surga sebagai hadiahmu. Yang
berani terbang kembali setelah dulu sayapmu pernah patah, oleh keegoisan masa
dan mungkin juga olehku. Gapailah citamu, ku kan jaga mawarmu ini untukmu.
No comments:
Post a Comment