Friday, June 27, 2014

ESENSI IBADAH HAJI


Assalamualaikum.
Sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Kiranya kita semua tahu bahwasannya rukun Islam itu ada lima. *Mengucapkan dua kalimah syahadat yang mana hal ini sudah diikrarkan semua manusia sejak dalam kandungan, yang kala itu bernegosiasi dengan Allah perihal amanat khalifah fil ardh setelah kelahirkannya di bumi yang penuh dengan warna-warni kehidupan ini.
*Sholat... baru-baru ini dikaitkan dengan perihal terapi kesehatan. Ketentuan waktu pelaksanaan sholat terutama yang lima waktu dan juga gerakannya, setelah masa penelitian panjang ternyata manfaatnya sangat besar bagi perawatan kesehatan.
*Zakat pun sudah jelas ditujukan sebagai penunjang kesejahteraan umat, dengan cara saling menolong dan memberi.
*Puasa juga demikian, tim medis mendapati penemuan besar yang membantu serangkaian proses pengobatan pasien dengan adanya puasa.
Namun bagaimana dengan *Haji...???
Ketika dilogika apa yang akan kita dapati? Bukankah semua perilaku rukun-rukunnya mirip kelakuan orang gila?
·      Jauh-jauh pergi ke Makkah-Madinah dengan biaya yang tidak hanya sedikit.
·      Sampai di sana, berjalan memutari bangunan (ka’bah) berkali-kali.
·      Berlari-lari kecil berulang-ulang.
·      Melempar-lemparkan batu-batu kecil.
·      Mencium batu hitam.
Itu sebagian kecil yang tercatat.
Itulah kenapa haji itu adalah ibadah yang sangat berat dan hanya orang-orang yang beriman teguh yang bisa benar-benar memahami esensi dan eksistensinya. Dan karena itu pula pada haji tidak disebutkan kata manfaat melainkan hikmah, pelajaran yang dapat diambil dari pelaksanaan haji.
Dalam pengajian kitab Hikam dituturkan bahwasannya haji itu esesnsinya diqiyaskan dengan kematian. Haji adalah panggilan istimewa yang ditujukan khusus oleh Alloh kepada hamba-hambanya yang memang ingin dijumpainya. Makanya lafadz doa ketika haji atau talbiyah itu berbunyi "Labbaikallohumma Labbaik", aku datang memenuhi panggilanmu Ya Alloh. Sama bukan? Kematian dan haji sama-sama undangan istimewa dari Alloh yangmana ketika keduanya datang maka tak akan ada seorangpun atau apapun yang bisa menghalangi.
Berhaji membutuhkan perbekalan yang banyak yangmana bukanlah berupa barang-barang besar seperti rumah... mobil... atau bahkan perusahaan atau yang sejenisnya... Hal itu serupa dengan kematian. Kita hanya butuh bekal amal yang akan menjadi penentu nasib kita di alam kubur dan alam sesudahnya.
Di sana pun amalan kita selama di tanah air akan ditunjukkan dan dinalas ketika haji sama halnya ketika hari pembalasan. meski lebih dahsyat ketika hari pembalasan. Orang yang berhaji ketika ihram afdhalnya memakai pakaian putih yang tanpa berjahit jika laki-laki... Seseorang yang mati pun juga akan dibungkus kain kafan putih. Sebelum berangkat haji kita diadzani... sama... sebelum jenazah kita dikuburkan, kita juga diadzani.
Haji itu adalah perjalanan yang amat berat dan sulit... Sakarotul maut juga demikian bukan? (kata hadits Nabi Saw). Tak heran jika Alloh dalam firmannya menyebutkan kalau " Dan Berhaji Ke Bitulloh Bagi Orang Yang Mampu."  Kata mampu dalam Islam merupakan parameter tertinggi untuk mengukur segala sesuatu... Bagaimana tidak...???
Seseorang yang hari-harinya bergelimangan harta... tapi karena dia belum dipanggil untuk berhaji maka dia masih masuk kategori orang yang tidak mampu. Sebaliknya... tanpa penghasilan yang konstan atau bahkan bertambah... seseorang yang hidupnya hanya dengan kesederhanaan... namun jika Alloh sudah memanggilnya untuk berhaji... maka dia lah orang yang layak disebut mampu. Jadi sahabat.... ukuran kemampuan kita bukanlah harta yang kita tumpuk melainkan haji.
Tapi bagi yang belum dipanggil oleh Alloh... berbahagialah pula dan jangan putus asa... karena mungkin dalam diri kita masih ada kotoran yang harus kita bersihkan sehingga dalam berjumpa Alloh kita dalam keadaan bersih dan Alloh pun tak segan menyambut kedatangan kita. Alloh Maha Menghendaki segala sesuatu untuk terjadi atau tidak terjadi. Percayalah... setiap usaha pasti ada imbalannya tersendiri yang kadang secermat-cermat kita dalam mengkalkulasi, kita masih melewati banyak hal yang Alloh selalu sajikan untuk memenuhi kebutuhan hambanya. Salam sahabat. 
Wassalamualikum. 
NB: Mohon keikhlasannya untuk memberikan hadiah fatihah kepada kedua orangtua saya dan kakak saya... semoga keluarga kami disatukan dengan ikatan cinta lillahi ta'ala. Al Fatihah...
Dan semoga bagi anda yang membaca dapat menambah refleksi otak untuk terus berpikir dan mencari tahu kebesaran Allah yang dititipkan pada mahluk-mahluknya... Sehingga tiada alasan untuk kita tidak mengimaninya. Al fatihah...

HISTISHA



No comments:

Post a Comment