Thursday, June 12, 2014

puisiku



KETIKA SEJENAK AKU MELUPAKAN-MU
Sepi rasanya tanpa lukisan nama-Mu
Sunyi terasa tanpa nyanyian lagu untuk-Mu
Gundah...
Resah...
Gelisah...
Melebur memenuhi ruangan kosong ini
Hingga tak pelak air mata ini membasahi pipi
Desah suara hati yang tak berarti
Melebihi gemuruh ombak lautan yang tengah berdentuman
Penglihatan mata serasa buta
Pendengaran telinga serasa tuli
Pintu-pintu hati perlahan terkunci
Sampai aku tak dapat melihat cercahan sinar-Mu
Aku tak bisa mendengar seruan cinta-Mu
Dan aku tak bisa merasakan belas kasih-Mu
Lagi...
Dan lagi...
Apapun...
Ntah apapun itu...
Yang ada hanyalah lemah dan pilu
Tersipu...
Membisu...
Tak bermasa bak butiran debu yang terhempas tiupan badai
Inilah wujud hamba
Jika tanpa menyadari karunia-Mu
Jika sejenak terlupa akan hakikat-Mu
Tuhanku...
Siapa aku tanpa-Mu
Jadi apa aku tanpa-Mu
Tanpa kesadaranku akan karunia-Mu
Keberadaanku bak seekor semut mungil
Merayap di atas batu hitam di kegelapan malam
Mata mana yang kan sudi menengokku
Laksana sebongkah bangkai karang yang terendam di lautan dalam
Tangan-tangan mana yang sudi menyentuhku
Apa adanya aku hanyalah setitik tanda akan kebesaran-Mu
Bahkan kuasa-Mu lebih dari segalanya
Dan atas segalanya
Begitu tersiksa jiwa rapuh ini
Jika berjalan dengan kesombongan
Dan congkak dengan anugerah-Mu

Friday, 22nd May 2014
By:
Himatul Istiqomah
(HIISTISHA)

No comments:

Post a Comment