BERGURU PADA SEEKOR KUPU-KUPU BIRU
ANALISIS NOVEL KUPU-KUPU BIRU KARYA RABI’
JABEER
Oleh:
Himatul Istiqomah
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas
Humaniora, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2016
ABSTRAK
Bahasa merupakan perangkat komunikasi yang
mengandung simbol-simbol tertentu. Dalam penyampaian informasi pada komunikan, bahasa
berlaku sebagai penyederhana kompleksitas tujuan komunikator. Satu kata dalam
struktur kebahasaan bisa jadi memiliki tafsiran yang amat luas. Sehingga, dari
kesederhanaan tersebut, seorang komunikan dapat mengeksplorasi kekayaan
maknanya untuk memperoleh pesan dan nilai-nilai tertentu. Hal ini dipraktikkan pula dalam novel
Kupu-Kupu Biru, hasil terjemahan dari novel bahasa Arab berjudul Al-Farasyah
Al-Zarqa karya Rabi’ Jabeer oleh Himatul Istiqomah dan kelompoknya.
Meskipun di dalam novel tersebut terdapat
banyak tokoh dan cerita, peneliti mengambil fokus pada kupu-kupu biru
sebagaimana judulnya. Untuk memberikan tafsirannya, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, dengan teori semiotik dan analisis konten.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwasanya dalam novel Kupu-Kupu Biru tersebut, kupu-kupu bukanlah sekadar
hewan yang digambarkan dengan kepakan sayap indahnya, melainkan ia membawakan
pendidikan karakter untuk seseorang turut berproses sebagaimana proses
keterjadiannya yang berfase dan penuh petualangan. Warna biru sayapnya mewakili
kecerahan langit yang menggantung tinggi di atap bumi sebagai mimpi dan
cita-cita yang harus diraih seseorang dalam hidupnya. Disamping itu, kelangkaan
populasinya pun mengisyaratkan bahwa hanya orang-orang tertentu yang akan mampu
menjadi sosok kupu-kupu biru dalam perjalanan metamorfosanya.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Novel Kupu-Kupu Biru, Kupu-Kupu
Biru dan Rabi’ Jabeer.
Paper dalam agenda Seminar Bahasa dan Sastra VIII di Universitas Trunojoyo, Madura. 2016