Doa anak
untuk orang tuanya:
بسم الله الرحمن الرحيم. اللهم اغفرلي
ذنوبي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا. أمين
Artinya:
Saya mulai berdoa dengan menyebut nama Alloh yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Ya Alloh, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Sayangilah
mereka sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil. Semoga Engkau
perkenankan doaku.
Sebagaimana
yang pernah penulis dengarkan di suatu haflah pondok pesantren Asy-Syafaah
Cluring-Banyuwangi sebulan yang lalu, kata bergaris bawah pada doa tersebut
perlu diperhatikan adanya. Selama ini penulis memahami kalaulah di dalam doa
itu tidak ada percabangan penjelasan. Karena pada hakikatnya mayoritas orangtua
tentu menyayangi putera-puterinya, bahkan melebihi sayangnya kepada dirinya
sendiri.
Beriringan
dengan globalisasi, tanggungjawab kepala keluarga dalam pemenuhan nafkah tidak
hanya dilakukan oleh seorang ayah saat ini. Sebagai wanita karir banyak para ibu
yang juga ikut terjun ke lapangan kerja dengan alasan memenuhi nafkah keluarga.
Sehingga tidak heran jika banyak sekali anak-anak yang menjadi korban kesibukan
orangtua. Hal ini membuat kondisi anak tidak lagi stabil, entah dari
pergaulannya dengan orangtua maupun lingkungan sekitar dan ketidakseimbangan
fisik maupun psikis anak.
Penting
diperhatikan oleh para orangtua dan calon orangtua... seorang anak bisa
memosisikan orangtuanya merasakan kehidupan di surga atau bahkan di neraka. Pemberian
pendidikan (wulangan=Jawa) yang berkualitas dari orangtua akan membentuk
pribadi anak yang berkualitas pula, begitu juga sebaliknya.
Pemberian
pendidikan/mulang (Jawa) seorang anak dalam
Al Qur’an diterangkan melalui dua bahasa, ngallimu ( عَلِّمُوْا) dan addibu (أَدِّبُوْا) yang artinya sama-sama perintah
untuk mengajari anak-anakmu sekalian. Tetapi pada kata yang pertama itu
berkiblat pada pengajaran tentang ragam ilmu pengetahuan sementara yang ke dua
berkiblat pada pengajaran akhlak, sopan santun. Atau bisa dipisahkan
bahwasannya yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan fisik sementara yang ke dua
adalah kebutuhan rohani si anak.
Nah,
kita perhatikan sendiri apakah selama ini orangtua kita sudah memenuhi keduanya
atau masih hanya salah satunya atau bahkan tidak keduanya. Jawaban itu hanya
masing-masing kita pribadi yang bisa menyimpulkan dan tentunya Alloh juga tahu
semua itu.
Sahabat...
saat kita membaca doa di atas apa yang pernah terlintas di benak masing-masing?
Semua pasti tahukan... فمن يعمل
مثقال ذرة خير يراه barang siapa yang melakukan kebaikan seberat partikel
atom pun maka ia akan melihat balasannya. Hal itu
tidak terkecuali dengan kedua orangtua kita dan kita para calon orangtua. Ketika
orangtua bisa memenuhi kebutuhan fisik dan rohani anak dengan tulus ikhlas,
maka sudah pasti mereka akan menerima balasannya. Ketika orangtua hanya bisa
memenuhi salah satunya, maka mereka pun akan menerima balasannya. Dan ketika mereka
tidak bisa memenuhi keduanya, mereka pula tak akan terhindar dari balasan yang
serupa.
Kata
وارحمهما كما ربياني
صغيرا, dalam doa seorang anak untuk orangtuanya... seorang anak
memohon belas kasih Alloh untuk kedua orangtunya sebagaimana kedua orangtuanya
berbelaskasih kepadanya. Jadi jangan salahkan anak dengan doa itu... tapi sebaiknya
koreksilah cara kita memperlakukan anak-anak kita di hari-hari yang lalu dan
hari-hari yang akan datang bagi kita calon orangtua.
Dari
itu sesibuk-sibuknya orangtua jangan sampai melupakan kebutuhan anak, dan
luangkan waktu khusus untuk mendoakan anak. Karena pemenuhan kebutuhan anak
secar fisik sangat sulit jika terhalang jarang dan perbedaan tempat. Tapi lantunan
doa tidak pernah ada apapun yang membatasinya kecuali keraguan dan keputusasaan
akan terkabulnya doa.
Bagi
pasangan muda yang anaknya tidak dirawat sendiri, ajarilah anak-anak kalian
mengenali orangtuanya lewat doa. Karena dalam doa yang terucap untuk anak, bisa
menjadi peta bagi anak-anak yang berdoa untuk orangtuanya agar doanya
membawanya pada kebaktian.
Wallohu a’lam bis Shawab.
No comments:
Post a Comment