JELASKAN REAKSI ANIHILASI
Halaqah Ilmiah
Disajikan pada tanggal 22 Mei 2015
Pengasuh:
Prof.Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, S.H
Oleh:
Himatul Istiqomah
Mahasiswa Semester VI
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Humaniora
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Mei 2015
A. Pendahuluan
Dalam pembahasan ini akan kami paparkan sebuah kajian tentang anihilasi,
reaksinya dan juga beberapa aplikasinya dalam kehidupan. Anihilasi merupakan
salah satu nama reaksi kimia yang prosesnya bersebrangan dengan reaksi
materialisasi. Pada reaksi anihilasi, terjadi tumbukan antimateri dengan materi
atau antipartikel dengan partikel sehingga keduanya musnah dan kemudian
membentuk sebuah energi baru. Peristiwa ini lah yang akhirnya mampu menjelaskan
keilmiahan peristiwa isra’-nya Nabi Muhammad Saw. Selain itu, penggunaan
antihistamin pada penderita alergi juga merupakan salah satu contoh aplikasi
cara kerja reaksi anihilasi dalam kehidupan.
Semoga pengantar yang ringkas ini dapat merangsang keingintahuan kita
“santriwan dan santriwati Pesantren Luhur,” sehingga tidak hanya menggeluti
pengetahuan dan keilmuan di bidangnya saja, melainkan disiplin keilmuan lain
juga perlu mendapat perhatian, agar didapati kesetimbangan cara berpikir dan
berwawasan lebih luas.
“كل ما جاء
بالحسنة فمن الله وكل ما جاء بالسيئة فمن نفسي” untuk itu kami menerima saran dan kritik guna
perbaikan tugas selanjutnya.
B. Pembahasan
1. Pengenalan Anilhilasi
Istilah anihilasi berasal dari kata dasar
nihil yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia[1]
berarti kosong sama sekali, tidak apa-apa atau bisa disebut dengan ketiadaan. Adapun
prefiks a- di sini memiliki arti “tidak”[2]
atau berfungsi menegasikan kata. Sedangkan sufiks –asi diartikan sebagai proses[3].
Jadi secara etimologi, anihilasi dapat diartikan sebagai proses pengadaan
sesuatu dengan cara memusnahkan sesuatu.
Sementara secara terminologi, anihilasi yaitu proses penghancuran total tanpa sisa yang hanya menghasilkan energi murni saja. Dalam
fisika, anihilasi berarti
reaksi yangmana
sebuah partikel bertabrakan dengan antipartikel padanannya,
sehingga kedua partikel itu musnah dan sebagai gantinya timbul energi. (Yuriyuda : 2009)
2. Reaksi Anilhilasi
Anihilasi dapat terjadi karena adanya tumbukan
atau reaksi antara materi dengan antimateri atau partikel dengan anti partikel
sehingga keduanya melebur kemudian menghasilkan sebuah energi baru. Di bumi,
reaksi ini sering terjadi pada tumbukan elektron dengan positron sehingga
menghasilkan foton sinar gamma. (Koesminarto
: 2007). Sinar gamma ini akan menyalinap melewati kulit dan masuk ke dalam tubuh,
merusak sel-sel sambil lewat dan keluar dari sisi lainnya. (Katty Wollard :
2004)
Elektron dapat berupa partikel beta negatif, karena
keduanya memiliki sifat fisis yang sama antara lain massa dan muatan listriknya (negatif). Sementara positron sebagai lawan elektron, dapat
berupa partikel beta positif yang muatannya sama dengan elektron bermuatan
positif. Sebuah positron
jika bertemu dengan sebuah elektron akan mengalami pemusnahan (annihilation/anihilasi).
Keduanya lenyap dan muncullah radiasi
gelombang elektromagnet (gamma).
(Koesminarto : 2007). Selain itu, ada pula reaksi antara antiproton yang
bermuatan negatif dengan positron yang bermuatan positif melebur membentuk
antihidrogen, dengan lambang kimianya H diberi garis di atasnya, atau dibaca H
bar, Dll.
Reaksi ini tergolong reaksi reversibel atau
dapat balik, terbukti dengan adanya reaksi materialisasi yang mampu mereaksikan
sinar gamma dengan energi di atas 1,02 MeV[4]
sehingga menghasilkan elektron dan anti-elektron, positron. (Yuriyuda : 2009)
Reaksi ini dapat menjelaskan keilmiahan
rangkaian peristiwa isra’-nya Nabi Muhammad Saw, yaitu mengenai perjalanan
beliau dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di palestina kemudian mi’raj
menuju Sidratul Muntaha (langit ke tujuh).
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا
حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع العليم ... الآية (الإسرأ : 1)
Artinya: Maha suci
Allah,y ang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Isra’ ayat 1)
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
ditempuh Nabi Saw bersama Malaikat Jibril
menggunakan Buraq[5]
dengan kecepatan cahaya 300.000 km/s. Sehingga perjalanan ini hanya membutuhkan
waktu 0,005s. (Erica Rosella : 2009)
Hal seperti ini hanya mampu diuraikan oleh
teori anihilasi. Reaksi anihilasi terjadi ketika massa materi dalam diri Nabi
Saw terhapus oleh massa antimateri yang diilhamkan oleh Allah Swt melalui
Malaikat Jibril, keduanya bertumbukan kemudian lenyap membentuk energi baru
yang lebih besar, atau dalam istilah fisika dipadankan dengan sinar gamma. Sebagaimana
konsep kesetaraan massa yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam
kondisi tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya. Setiap objek
berwujud di alam semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi-materi
submikroskopis yang dikenal dengan sebutan atom, yang tersusun atas proton,
neutron dan elektron. Dan setiap materi memiliki antimateri di dalamnya. (Koesminarto : 2007)
3. Aplikasi Reaksi Anihilasi
Dari paparan di atas, selain anihilasi yang
berkutat seputar atom-atom, aplikasi anihilasi secara meluas dapat ditemukan
dalam beberapa kasus berikut, diantaranya:
1. Reaksi anihilasi pada antihistamin. (Thonut Nogrady : 1992)
Ketika seseorang alergi akibat kesalahan sistem kekebalan
tubuh mengenali zat berbahaya, histamin diperlukan untuk memblokir efek. Histamin
adalah sebuah protein yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk membantu
melindungi sel-sel tubuh terhadap infeksi.
Pelepasan histamin memicu proses peradangan yang kemudian
mengarah ke jaringan di dekatnya, sehingga menjadi merah dan bengkak. Bahkan
hal ini dapat mempengaruhi saraf di kulit, akibatnya kulit terasa gatal.
Pemberian obat antihistamin tidak akan mencegah tubuh
memproduksi histamin, tapi menghentikan histamin mempengaruhi sel-sel tubuh secara
berlebihan. Antihistamin melakukan ini dengan menargetkan molekul khusus yang
disebut reseptor, yang ditemukan dalam sel-sel tubuh, sehingga akan bereaksi ketika berhubungan dengan protein
tertentu lainnya dan orang tersebut kembali normal.
2. Reaksi anihilasi pasca kopulasi.
Ketika pasangan suami-istri melakukan hubungan intim, sel
sperma akan menembus ovum, keduanya kemudian melebur menjadi satu membentuk sel
calon zigot yang terus membelah hingga terbentuk embrio dalam rahim si calon
Ibu.
3. Reaksi anihilasi pada penyalaan lampu neon.
Pada suatu percobaan menyalakan lampu neon, seorang
pelajar dengan alat-alat sederhana, “batrai ABC, kabel listrik, dan neon,” mula-mula
membuka ujung kabel dan merenggangkan salah satu ujungnya antara yang bermuatan
positif dan negatif. Kemudian kabel yang bermuatan positif ditempelkan pada kutub
positif baterai, sementara yang bermuatan negatif ditempel pada kutub negatif
baterai. Dengan menghubungkan dua muatan yang berlawanan tersebut akhirnya
pelajar itu membuat lampu neon menyala terang.
Dari contoh-contoh di atas, dapat
dikategorikan seperti dalam tabel berikut:
No
|
Partikel
|
Antipartikel
|
Hasil
|
1
|
Histamin
|
Antihistamin
|
Reseptor
|
2
|
Ovum
|
Sperma
|
Zigot
|
3
|
Kutub positif
|
Kutub negatif
|
Energi Listrik
|
C. Kesimpulan
Anihilasi
berarti reaksi yangmana sebuah partikel bertabrakan
dengan antipartikel[6] padanannya, sehingga kedua partikel itu
musnah dan sebagai gantinya timbul energi.
Anihilasi
merupakan reaksi reversibel, yang kebalikannya adalah reaksi materialisasi.
Disamping
anihilasi seperti pada peristiwa isra’-nya Nabi Saw, dalam konteks yang
lebih luas, aplikasi anihilasi tampak pada: penderita alergi yang mengonsumsi
antihistamin, peleburan sel sperma dan ovum membentuk zigot, penyalaan neon,
reksi pembentukan radioaktif, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nogrady, Thonut. 1992. Kimia Mediasi
Pendekatan Secara Kimia. Bandung: ITB
Prof.Dr. Koesminarto. 2007. Fisika:
Penerapannya dalam Bidang Medis.
Yogyakarta: UGM
Rossela, Erica. 2009. Rumus Pocket Fisika SMP. Yogyakarta:
Penerbit Indonesia Cerdas
Wollard, Katty. 2004. Einstein Aja Ingin Tahu! Jilid
1. Batam: Scientific Press
Yuda, Yuri. 2009. https://keajaibanislam.wordpress.com/2012/11/04/keajaiban-isra-miraj-dibenarkan-oleh-laboratorium-nuklir/ (diunduh pada : Kamis, 21 Mei
2015)
http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Prefiks (diunduh pada : Kamis, 21 Mei 2015)
http://kbbi.web.id/nihil (diunduh pada : Kamis, 21 Mei 2015)
http://sastranesia.com/akhiran-isme-ism-dan-akhiran-isasi-sasi-asi/ (diunduh pada : Kamis, 21 Mei 2015)
No comments:
Post a Comment