Wednesday, May 27, 2015

REAKSI ANIHILASI


JELASKAN REAKSI ANIHILASI

Halaqah Ilmiah
Disajikan pada tanggal 22 Mei 2015


Pengasuh:
Prof.Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, S.H

Oleh:
Himatul Istiqomah
Mahasiswa Semester VI
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Humaniora
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang




LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Mei 2015




A.   Pendahuluan

Dalam pembahasan ini akan kami paparkan sebuah kajian tentang anihilasi, reaksinya dan juga beberapa aplikasinya dalam kehidupan. Anihilasi merupakan salah satu nama reaksi kimia yang prosesnya bersebrangan dengan reaksi materialisasi. Pada reaksi anihilasi, terjadi tumbukan antimateri dengan materi atau antipartikel dengan partikel sehingga keduanya musnah dan kemudian membentuk sebuah energi baru. Peristiwa ini lah yang akhirnya mampu menjelaskan keilmiahan peristiwa isra’-nya Nabi Muhammad Saw. Selain itu, penggunaan antihistamin pada penderita alergi juga merupakan salah satu contoh aplikasi cara kerja reaksi anihilasi dalam kehidupan.

Semoga pengantar yang ringkas ini dapat merangsang keingintahuan kita “santriwan dan santriwati Pesantren Luhur,” sehingga tidak hanya menggeluti pengetahuan dan keilmuan di bidangnya saja, melainkan disiplin keilmuan lain juga perlu mendapat perhatian, agar didapati kesetimbangan cara berpikir dan berwawasan lebih luas.

كل ما جاء بالحسنة فمن الله وكل ما جاء بالسيئة فمن نفسيuntuk itu kami menerima saran dan kritik guna perbaikan tugas selanjutnya.


B.   Pembahasan
1.     Pengenalan Anilhilasi
Istilah anihilasi berasal dari kata dasar nihil yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia[1] berarti kosong sama sekali, tidak apa-apa atau bisa disebut dengan ketiadaan. Adapun prefiks a- di sini memiliki arti “tidak”[2] atau berfungsi menegasikan kata. Sedangkan sufiks –asi diartikan sebagai proses[3]. Jadi secara etimologi, anihilasi dapat diartikan sebagai proses pengadaan sesuatu dengan cara memusnahkan sesuatu.

Sementara secara terminologi, anihilasi yaitu proses penghancuran total tanpa sisa yang hanya menghasilkan energi murni saja. Dalam fisika, anihilasi berarti reaksi yangmana sebuah partikel bertabrakan dengan antipartikel padanannya, sehingga kedua partikel itu musnah dan sebagai gantinya timbul energi. (Yuriyuda : 2009)

2.      Reaksi Anilhilasi

Anihilasi dapat terjadi karena adanya tumbukan atau reaksi antara materi dengan antimateri atau partikel dengan anti partikel sehingga keduanya melebur kemudian menghasilkan sebuah energi baru. Di bumi, reaksi ini sering terjadi pada tumbukan elektron dengan positron sehingga menghasilkan foton sinar gamma. (Koesminarto : 2007). Sinar gamma ini akan menyalinap melewati kulit dan masuk ke dalam tubuh, merusak sel-sel sambil lewat dan keluar dari sisi lainnya. (Katty Wollard : 2004)

Elektron dapat berupa partikel beta negatif, karena keduanya memiliki sifat fisis yang sama antara lain massa dan muatan listriknya (negatif). Sementara positron sebagai lawan elektron, dapat berupa partikel beta positif yang muatannya sama dengan elektron bermuatan positif. Sebuah positron jika bertemu dengan sebuah elektron akan mengalami pemusnahan (annihilation/anihilasi). Keduanya lenyap dan muncullah radiasi gelombang elektromagnet (gamma). (Koesminarto : 2007). Selain itu, ada pula reaksi antara antiproton yang bermuatan negatif dengan positron yang bermuatan positif melebur membentuk antihidrogen, dengan lambang kimianya H diberi garis di atasnya, atau dibaca H bar, Dll.
Reaksi ini tergolong reaksi reversibel atau dapat balik, terbukti dengan adanya reaksi materialisasi yang mampu mereaksikan sinar gamma dengan energi di atas 1,02 MeV[4] sehingga menghasilkan elektron dan anti-elektron, positron. (Yuriyuda : 2009)

Reaksi ini dapat menjelaskan keilmiahan rangkaian peristiwa isra’-nya Nabi Muhammad Saw, yaitu mengenai perjalanan beliau dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di palestina kemudian mi’raj menuju Sidratul Muntaha (langit ke tujuh).
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع العليم ... الآية (الإسرأ : 1)
Artinya: Maha suci Allah,y ang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui  (QS. Al-Israayat 1)
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa ditempuh Nabi Saw bersama Malaikat Jibril menggunakan Buraq[5] dengan kecepatan cahaya 300.000 km/s. Sehingga perjalanan ini hanya membutuhkan waktu 0,005s. (Erica Rosella : 2009)

Hal seperti ini hanya mampu diuraikan oleh teori anihilasi. Reaksi anihilasi terjadi ketika massa materi dalam diri Nabi Saw terhapus oleh massa antimateri yang diilhamkan oleh Allah Swt melalui Malaikat Jibril, keduanya bertumbukan kemudian lenyap membentuk energi baru yang lebih besar, atau dalam istilah fisika dipadankan dengan sinar gamma. Sebagaimana konsep kesetaraan massa yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya. Setiap objek berwujud di alam semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi-materi submikroskopis yang dikenal dengan sebutan atom, yang tersusun atas proton, neutron dan elektron. Dan setiap materi memiliki antimateri di dalamnya. (Koesminarto : 2007)

3.      Aplikasi Reaksi Anihilasi
Dari paparan di atas, selain anihilasi yang berkutat seputar atom-atom, aplikasi anihilasi secara meluas dapat ditemukan dalam beberapa kasus berikut, diantaranya:

1.      Reaksi anihilasi pada antihistamin. (Thonut Nogrady : 1992)

Ketika seseorang alergi akibat kesalahan sistem kekebalan tubuh mengenali zat berbahaya, histamin diperlukan untuk memblokir efek. Histamin adalah sebuah protein yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melindungi sel-sel tubuh terhadap infeksi.

Pelepasan histamin memicu proses peradangan yang kemudian mengarah ke jaringan di dekatnya, sehingga menjadi merah dan bengkak. Bahkan hal ini dapat mempengaruhi saraf di kulit,  akibatnya kulit terasa gatal.

Pemberian obat antihistamin tidak akan mencegah tubuh memproduksi histamin, tapi menghentikan histamin mempengaruhi sel-sel tubuh secara berlebihan. Antihistamin melakukan ini dengan menargetkan molekul khusus yang disebut reseptor, yang ditemukan dalam sel-sel tubuh, sehingga akan bereaksi ketika berhubungan dengan protein tertentu lainnya dan orang tersebut kembali normal.

2.      Reaksi anihilasi pasca kopulasi.

Ketika pasangan suami-istri melakukan hubungan intim, sel sperma akan menembus ovum, keduanya kemudian melebur menjadi satu membentuk sel calon zigot yang terus membelah hingga terbentuk embrio dalam rahim si calon Ibu.

3.      Reaksi anihilasi pada penyalaan lampu neon.

Pada suatu percobaan menyalakan lampu neon, seorang pelajar dengan alat-alat sederhana, “batrai ABC, kabel listrik, dan neon,” mula-mula membuka ujung kabel dan merenggangkan salah satu ujungnya antara yang bermuatan positif dan negatif. Kemudian kabel yang bermuatan positif ditempelkan pada kutub positif baterai, sementara yang bermuatan negatif ditempel pada kutub negatif baterai. Dengan menghubungkan dua muatan yang berlawanan tersebut akhirnya pelajar itu membuat lampu neon menyala terang.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dikategorikan seperti dalam tabel berikut:

No
Partikel
Antipartikel
Hasil
1
Histamin
Antihistamin
Reseptor
2
Ovum
Sperma
Zigot
3
Kutub positif
Kutub negatif
Energi Listrik

C.  Kesimpulan

Anihilasi berarti reaksi yangmana sebuah partikel bertabrakan dengan antipartikel[6] padanannya, sehingga kedua partikel itu musnah dan sebagai gantinya timbul energi.

Anihilasi merupakan reaksi reversibel, yang kebalikannya adalah reaksi materialisasi.

Disamping anihilasi seperti pada peristiwa ­isra’-nya Nabi Saw, dalam konteks yang lebih luas, aplikasi anihilasi tampak pada: penderita alergi yang mengonsumsi antihistamin, peleburan sel sperma dan ovum membentuk zigot, penyalaan neon, reksi pembentukan radioaktif, dan lain-lain. 


DAFTAR PUSTAKA
Nogrady, Thonut. 1992. Kimia Mediasi Pendekatan Secara Kimia. Bandung: ITB
Prof.Dr. Koesminarto. 2007. Fisika: Penerapannya dalam Bidang Medis. Yogyakarta: UGM
Rossela, Erica. 2009. Rumus Pocket Fisika SMP. Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas
Wollard, Katty. 2004. Einstein Aja Ingin Tahu! Jilid 1. Batam: Scientific Press
http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Prefiks (diunduh pada : Kamis, 21 Mei 2015)
http://kbbi.web.id/nihil (diunduh pada : Kamis, 21 Mei 2015)


[4] 1.60217657 × 10-13 Joules.
[5] Berasal dari kata barqun (bahasa Arab), artinya kilat.
[6] Sesuatu yang sejenis dengan partikel, tapi beda muatan.



No comments:

Post a Comment