FALSAFAH CINTA
By: HISTISHA
NR.
Dalam bahasa Arab, kata cinta diwakili oleh hubbun, yang mana
memiliki huruf penyusun yang sama dengan habbatun yang artinya biji.
Keduanya memiliki falsafah yang hampir mirip atau bisa dikatakan mirip dan
sama.
Untuk menumbuhkan sebutir biji, seseorang harus menanamnya di media yang
tepat. Tanahnya yang tidak terlalu tandus dan tidak terlalu berlumpur atau
berair. Sebab, tanah yang terlalu tandus tidak akan mampu menumbuhkan
biji-bijian tersebut, karena persediaan nutrisi untuk ia tumbuh tidak tersedia
di sana. Tanah yang terlalu berlumpur atau berair pun tidak baik untuk
menumbuhkan biji itu, karena tentunya akan ada semak belukar yang tumbuh
bersamanya dan menjadi gulma yang akan mematikannya. Meletakkan atau mengubur
biji itu pun tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dasar. Menguburnya terlalu
dasar akan membuatnya mudah tersapu angin, sedangkan terlalu dalam mengubur
biji itu akan membuatnya berada di bawah tekanan yang besar dan berat sehingga
sukar untuk melakukan pertumbuhan.
Adapun ketika biji itu sudah tumbuh bertunas atau mulai menampakkan
tanda-tanda kehidupannya, ia tidak boleh terlalu banyak disirami. Menyiraminya
cukup sewajarnya. Sebab, jika berlebihan justru biji yang tumbuh itu akan busuk
dan mati. Tidak disiram sama sekali pun juga akan membuat biji itu kering dan
tidak bisa tumbuh, akhirnya mati.
Begitulah falsafah cinta yang senada dengan sebutir biji. Oleh sebab itu,
tanamlah cinta pada tempat yang tepat, rawat dan siramilah sekadarnya, agar dia
tumbuh dengan wajar pula dan senantiasa terjaga.
Malang, 25 September 2015
No comments:
Post a Comment