TUHAN MAEN PETAK
UMPET DALAM MATEMATIKA
By: HISTISHA NR.
Innalillaahi wa
inna ilaihi turja’ul umuur
(segala sesutu
milik Allah dan kepadaNya semua perkara akan dikembalikan)
***
Dalam sebuah
permainan petak umpet (Jawa=dheli’an), seorang pemburu akan mencari mangsanya
di manapun ia bersembunyi. Dalam kondisi apapun, pemburu harus berupaya keras
menemukan tempat persembunyian mangsanya, sehingga dapat meraih sebuah
kemenangan, kesuksesan. Sedangkan si mangsa, ia tetap berjaga dalam
persembunyiannya menanti-nanti kehadiran pemburu sebagai sang juara, dengan
sesekali memberikan sinyal akan rute menujunya. Namun, ketika si pemburu mulai
merasa lelah dan bosan dengan pencariaannya, sampai akhirnya dia terperosok
dalang jurang keputusasaan dan tak berkenan merayap beranjak meraih permukaan,
maka ia akan tenggelam dan terhanyut dalam kegagalan. Sementara itu, sekali
lagi si mangsa masih tetap berjaga dalam
persembunyiaanya, tanpa menghapuskan sinyal-sinyal menujunya. Ia masih
senantiasa bermurah hati tak berpindah dari sebuah jalan sunyi. Memberikan
peluang bagi si pemburu, agar ketika suatu saat ia berkenan bangkit, ia dapat
menapak kembali jalan yang pernah dilaluinya, meneruskan langkahnya, hingga
akhirnya keduanya (si pemburu dan mangsa) bersua dalam sebuah kemenangan.
Begitulah perjalanan sepenggal cinta dalam konsep permainan petak umpet.
***
7 à 7 x 3 + 1 = 22 à22 : 2 = 11 à11 x 3 + 1 = 34 à34 : 2 = 17 à17 x 3 + 1 = 52 à52 : 2 = 26 à26 : 2 = 13 à13 x 3 + 1 = 40 à40 : 2 = 20 à20: 2 = 10 à10 : 2 = 5 à5 x 3 + 1 = 16 à16 : 2 = 8 à8 : 2 = 4 à4 : 2 = 2 à2 : 2 = 1
6 à6 : 2 = 3 à3 x 3 + 1 = 10 à10 : 2 = 5 à5 x 3 + 1 = 16 à16 : 2 = 8 à8 : 2 = 4 à4 : 2 = 2 à2 : 2 = 1
Dst...
Jika kau bertemu
dengan angka yang genap, maka bagilah dengan angka dua, hingga nanti menemukan
angka satu sebagai hasil akhirnya. Dan jika kau bertemu angka ganjil, maka
kalikan dengan angka tiga kemudian tambahkan dengan angka satu (simbol ketuhanan,
maka pada endingnya pun akan bertemu dengan angka satu sebagai hasilnya.
***
Perhitungan
matematika di atas sejalan dengan konsep al-imaanu
yaziidu wa yanqushuu (iman
itu mengalami naik turun). Tapi walau bagaimanapun, tetaplah bagi seorang hamba
yang masih bersemayam iman di dadanya ia akan tertuntun oleh cahaya Ilahi
menuju ke Yang Satu (Tuhan Yang Maha segala-galanya), selagi ia mau terus
melangkah dan tidak putus asa. Ibarat dunia ini adalah labirin di mana seorang
hamba sedang bermain petak umpet dengan Tuhan, ia harus terus melangkahkan
pencariannya, segera bangkit dari putus asanya, sehingga tak membuat Tuhan
menunggunya lebih lama. Dan pada akhirnya ia akan mampu bercinta dengan Tuhan
secara mesra.
Reportase Maiyah
Padhag mBulan, 24 Januari 2016, Sumobito-Jombang
No comments:
Post a Comment