TAK HARUS MENUNGGU ANGIN
UNTUK BERLAYAR
By: HISTISHA NR.
Bahteraku tak boleh hanya menunggu angin berbisik
untuk berbaring di atas genangan samudera. Tapi, bahteraku harus tetap
mengarung di bentangan butir-butir embun surgaMu yang mengubang tanpa tepian. Mencari
makna dari setiap patah kata yang tergores membalut mushaf-mushaf qur’ani. Hingga
pada akhirnya, angin pun terpikat dan tergerak membimbingku memeluk kerelaanMu.
HIngga alam tak lagi membisu, turut bertasbih mensucikan keagunganMu juga semesta
yang tak jemu bersimpuh dalam dzikirnya untukMu.
Humaniora, 19 November 2015
No comments:
Post a Comment