TUHAN MENCINTAIKU LEBIH BESAR DARI SIAPAPUN
By: HISTISHA NR.
Alhamdulillah, Tuhan tak enggan mengirimkan perahunya lagi
untuk aku berlayar menyebrangi palung kegundahanku. Setelah penghujatanku
padaNya, Tuhan tak sedikitpun marah, malah lebih besar menunjukkan perhatianNya
padaku. Tuhan begitu unik menunjukkan caranya untuk menarik perhatianku.
Ternyata, cinta Tuhan sangat besar padaku. Aku dicemburui saat aku tak
mengingatNya. Bahkan, dengar-dengar Dia lebih suka aku memakiNya dalam perihku,
daripada aku meninggalkanNya, tak mengingatnya sama sekali. Sisi humor Tuhan
yang selalu memberikan hiburan setelah badai duka berlalu dapat kurasakan
begitu menyejukkan laksana sambaran angin kala fajar dini hari.
Selalu ada kemudahan bersama kesukaran, kata Tuhan
padaku. Aku pun tak dapat mengelaknya. Aku tak butuh waktu lama untuk bangkit
dari pembaringan luka yang menyayat hati dan perasaanku (yang itu pun akibat
kecerobohanku karena sok tahu dan sok percaya diri). Bahkan setelah sedih yang
baru kemarin bergemuruh, kini Tuhan menuntunku lebih dekat padaNya. Tuhan menghujankan
rahmatNya yang begitu menentramkan jiwa.
Tak hanya Nabi Muhammad yang mampu melakukan Isra’-mi’raj,
ternyata Tuhan pun menghendaki aku melakukan itu, sesuai kapasitasku. Bukan masalah
percaya nggak percaya, tapi ini sungguh nyata. Di saat yang lain kehabisan
caranya menasehatiku, dan bahkan mulai bosan dengan keluhanku, Tuhan justru
kurasakan hadir lebih dekat dari biasanya. Aku merasakan pelukan Tuhan begitu
hangat. Sampai-sampai, aku tak ingin melupakan jalan yang telah kutapaki menuju
dekapan kasihNya.
Sama seperti Muhammad Sang Nabi, yang tahu jalan berisra’-mi’raj,
secara logika tak mungkin Nabi tak mengulanginya. Karena hal itu sangat
meeggiurkan, menyenangkan, dan begitu membuat seseorang akan ketagihan. Aku pun
berharap, Tuhan tak menghapuskan memoriku tentang perjalanan yang sebentar lagi
akan mengisra’kanku menujunya. Sehingga kapanpun aku tak lagi memiliki jalan
lain, aku bisa sewaktu-waktu mengambil alternatif menapak kebali jalan itu.
Tak ada yang sebaik Tuhan dalam menunjukkan kecemburuan
dan kebesaran cintaNya padaku. Dia bahkan tak sedikitpun mencaciku, ditengah
ombang-ambing kebimbanganku dan ketidakjelasanku. Dan, aku selalu percaya bahwa
tidak ada jalan lain yang dapat membuatku bernafas lega selain melangkah di
gelaran permadaninya yang penuh dengan bebatuan intan berlian dari surga.
Jika, surga yang digambarkan begitu indah yang menjadi imiing-iming
sebagai hadiah untuk orang-orang yang senantiasa menaati titah Tuhan, di
kehidupan setelah kematian. Sayangnya, Tuhan telah lebih dulu mengijinkan aku
dalam pelukan keharuman aroma surga dan suasana surga yang begitu sulit
kulukiskan dengan kata. Hingga akhirnya aku hanya bisa menuturnya dengan bahasa
diam untuk mensyukuri segala wujud cinta Tuhan yang nyata dibeerikan untukku
setiap hirup hembus nafasku.
Aku pun tak peduli dengan apa dan siapa. Selagi ia mampu
mengantarkanku menuju Tuhan, itu adalah jalan terbaik yang dihadiahkan Tuhan
sebagai kado terindah menyambut setiap pergantian usiaku.
LTPLM, 07 November 2015
No comments:
Post a Comment