GALAU
Kemarahan hanya bisa membakar diriku sendiri
Karena apiku akan menghentikan aliran airku ketika aku marah
Udaraku pun menjadi kian penuh CO2
Sehingga semakin sesak dada ini
Bahkan kemarahanku membuat apiku melahap bumiku
Kapan aku bisa gunakan apiku
Hanya untuk menghangatkan kesendirianku
Kapan aku bisa gunakan airku
Untuk menyejukkan luka dan perihku
Kapan udaraku kan berhembus melegakan hela nafasku
Dan kapan pula bumiku jadi pijakan
Ketika ketakutan dan keraguan menghantuiku
Kapan
Kapan
Dan kapan semuanya akan kembali normal
Besokkah
Lusakah
Atau hanya menyisakan bayangan yang tak terlihat oleh mata
Mata tanpa rasa dan logika
Terbakarku dalam kemarahanku
Turut membakar sinar bintangku
Selalu aku salah
Salah dan salah
Tuhan…
Jika suatu saat ranting kering ini jatuh dan tertimbun debu
Kumohon
Jangan biarkan cahaya bintangku meredup
Jagalah ia agar tetap bersinar
Karena masih banyak ranting-ranting yang butuh penyinarannya
Aku dari alam yang berbeda
Akan selalu mengaguminya
Dan menyaksikan senyumnya dalam bias sinarnya
Aku percaya
Penjagaanmu akan menstabilkan semuanya
Thanks god…
HISTISHA FOREVER LOVE
No comments:
Post a Comment