Wednesday, August 5, 2015

BUKAN LAWAN TAPI KAWAN



BUKAN LAWAN TAPI KAWAN

Kesulitan, ancaman dan rasa takut terkadang bisa menjadi sebuah tatangan untuk membangun diri. Untuk mengetahui kualitas diri pun dapat diukur melalui kemampuan diri dalam menghadapi ketiga hal tersebut.

Sepintas ketiganya seperti duri yang amat runcing yang akan membekaskan luka ketika menusuk kulit. Namun sebenarnya, semua itu adalah bagian dari anak tangga yang harus dipijaki dan ditapaki, sehingga akhirnya langkah seseorang dapat menyentuh bagian ujung yang paling layak dari sebuah kesuksesan.

Tiga hal itu bukanlah layaknya musuh dan lawan yang harus diperangi dan disingkirkan dengan tanpa pertimbangan. Justru ketiganya merupakan kawan, teman dan sahabat yang akan menghantarkan setiap jejak langkah seseorang menuju pintu-pintu kesuksesan yang telah terpetakan. Bagaimana tidak, Tuhan dengan kebesaran dan keadilan-Nya telah menciptakan segala sesuatunya secara berpasangan. Kesulitan yang hadir di hadapan seseorang sebenarnya adalah pengantar sebelum didatangkannya kemudahan. Sementara ancaman itu adalah sebuah teguran bagi seseorang yang mendapatkan perhatian lebih dari Tuhan, agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama ke sekian kalinya atau bahkan serupa pencegahan Tuhan agar seseorang tidak menuai kenistaan. Yang itu berarti dalam ancaman Tuhan menghadirkan sebuah perlindungan. Begitu pula rasa takut yang kadang hadir akan beriringan dengan sikap berani. 

Hadirnya kesulitan akan cendenrung menuntun seseorang untuk menggagas ide-ide fresh dalam mencapai kemudahan yang diharapkan. Sebuah ancaman akan mendorong seseorang untuk menggerakkan otaknya dan menjaga diri agar lebih mawas dan waspada sehingga terbina keinginan untuk melindungi diri demi terpenuhinya kebutuhan rasa aman yang menjadi kebutuhan dasar seseorang setelah terpenuhinya kebutuhan fisiologis. Sementara kehadiran rasa takut secara otomatis akan mengundang seseorang untuk membangun sugesti dalam dirinya agara mampu menciptakan sikap berani.

Karenanya, bagi seseorang yang paham akan tafsiran ayat yang tersirat di alam semesta ini, ketiga hal tersebut bukanlah masalah besar yang rumit untuk dihadapi. Begitulah realitas kehidupan fana dalam panggung sandiwara ini.

03 Agustus 2015

No comments:

Post a Comment