Curhatan untuk Tuhan
Tuhan,
aku tak tahu apakah saat ini aku sedang terluka atau bahagia... tapi kenapa aku
merasa resah? Serasa aku tak menikmati hariku saat ini. Aku ingin kembali
dengan masalaluku. Tapi itu mustahil. Waktu yang berlalu tak pernah bisa
berulang. Apa yang harus aku lakukan?
Dunia
tak pernah akan mengenaliku jika hanya keluhan yang kubagikan setiap saat. Tapi
aku tak cukup berani untuk kembali diam dengan rasaku. Aku masih ingin memeluk
hidupku. Sungguh...
Kadang
aku menyadari, aku semakin rapuh rasanya. Tapi sering kali aku menghindar dari
semua itu. Aku tak ingin melemahkan harapanku.
Tuhan...
Engkau yang lebih tahu dengan segalanya. Engkau yang membuat sebab, ddan aku
yang mencari alasannya. Kau yang telah menyebabkan aku hidup, dan sekarang... aku
sudah menemukan alasan untuk terus bertahan, Tuhan. Aku sudah tak lagi mencari alasan, tapi aku
dalam pengupayaan realisasi alasanku untuk tetap hidup. Salahkah aku?
kasihMu
begitu luas melebihi apapun. Jika aku bisa menawar ketika membeli barang dari
makhlukMu, tidakkah kau menerima tawaranku untuk umurku?
Tuhan,
layaknya manusia normal yang sadar akan gunungan dosa yang kubuat, aku masih
ingin terus memperbaiki semuanya. Aku ingin generasi ke depan tidaklah rapuh
sepertiku.
Kumohon,
Tuhan... hanya Engkau yang bisa merubah semuanya. Tak ada pasar satu pun di
dunia yang akan menerima tawaranku. Mereka pun tidak memiliki mesin waktu.
Setidaknya,
sampai pisang ini bertunas dan mengantarka tunas-tunasnya menjadi tonggak masa
depan bangsa.
Aku terus
memanggilMu tanpa lelah, Tuhan... berharap Engkau segera membalas panggilan
ini. Memanggilku bersama Sang motivator dan “ADI” untuk bersimpuh di rumahMu.
Aku tak
tahu dengan apa yang kutulis ini. Tapi ini adalah permohonan dari hambaMu yang
yakin akan pengabulanMu.
Syukurku
atas segala rahmatMu, Tuhanku...
nice!
ReplyDelete