Monday, March 16, 2015

Curhatan untuk Tuhan



Curhatan untuk Tuhan

Tuhan, aku tak tahu apakah saat ini aku sedang terluka atau bahagia... tapi kenapa aku merasa resah? Serasa aku tak menikmati hariku saat ini. Aku ingin kembali dengan masalaluku. Tapi itu mustahil. Waktu yang berlalu tak pernah bisa berulang. Apa yang harus aku lakukan?

Dunia tak pernah akan mengenaliku jika hanya keluhan yang kubagikan setiap saat. Tapi aku tak cukup berani untuk kembali diam dengan rasaku. Aku masih ingin memeluk hidupku. Sungguh...

Kadang aku menyadari, aku semakin rapuh rasanya. Tapi sering kali aku menghindar dari semua itu. Aku tak ingin melemahkan harapanku. 

Tuhan... Engkau yang lebih tahu dengan segalanya. Engkau yang membuat sebab, ddan aku yang mencari alasannya. Kau yang telah menyebabkan aku hidup, dan sekarang... aku sudah menemukan alasan untuk terus bertahan, Tuhan.  Aku sudah tak lagi mencari alasan, tapi aku dalam pengupayaan realisasi alasanku untuk tetap hidup. Salahkah aku?

kasihMu begitu luas melebihi apapun. Jika aku bisa menawar ketika membeli barang dari makhlukMu, tidakkah kau menerima tawaranku untuk umurku?

Tuhan, layaknya manusia normal yang sadar akan gunungan dosa yang kubuat, aku masih ingin terus memperbaiki semuanya. Aku ingin generasi ke depan tidaklah rapuh sepertiku.

Kumohon, Tuhan... hanya Engkau yang bisa merubah semuanya. Tak ada pasar satu pun di dunia yang akan menerima tawaranku. Mereka pun tidak memiliki mesin waktu.

Setidaknya, sampai pisang ini bertunas dan mengantarka tunas-tunasnya menjadi tonggak masa depan bangsa.

Aku terus memanggilMu tanpa lelah, Tuhan... berharap Engkau segera membalas panggilan ini. Memanggilku bersama Sang motivator dan “ADI” untuk bersimpuh di rumahMu.

Aku tak tahu dengan apa yang kutulis ini. Tapi ini adalah permohonan dari hambaMu yang yakin akan pengabulanMu.

Syukurku atas segala rahmatMu, Tuhanku...

1 comment: