Wednesday, March 11, 2015

KUSYUKURI KEGELAPAN



KUSYUKURI KEGELAPAN

Tak semua yang aku inginkan terjadi begitu nyata. Tapi yang telah terjadi selama ini, itulah yang aku butuhkan. Ini adalah bukti bahwa aku tak cukup tahu tentang siapa diriku dan apa kebutuhanku. Namun, Tuhan Maha segala-galanya, tak pernah luput menepati janjinya.

Wajarnya seorang manusia, aku tak lepas dari hasrat dan serentetan keinginan yang kadang sempat menjerat hati dan menyayat pikiranku. Namun, sebagi makhluk yang berakal aku tak boleh jadi pembunuh, yang dengan terang-terangan mendisfungsikan akal ini. Aku diberikan kuasa menghidupkannya dengan terus berpikir dan menapaki luasnya samudera tanpa batas pandang dan menyelami indahnya karunia Tuhan Sang Penguasa Alam.

Jika aku tidak bisa memiliki apa yang aku sukai, maka aku akan belajar menyukai apa yang aku miliki. Dari itu lah aku bisa belajar bersyukur dengan segala yang aku temui, yang aku hadapi, dan yang telah serta akan aku jejaki.

Salah kata banyak orang tentang perasangka. Tapi bagiku perasangka itu sangatlah penting untuk memahami serbaragamnya ketidakpastian di alam ini.

Terkadang, Ketika aku merasakan pelukan sinar mentari begitu erat dan hangat di siang hari... Aku menayakan dan mencari-cari di mana keberadaan bintang-bintang yang lain. Sang mentari sebagai bintang yang letaknya begitu dekat dengan bumi sehingga siang hari tampak begitu terang oleh sinarnya. Tapi aku tersadar bahwasannya masih ada jutaan bintang yang bersinar di balik Sang Raja siang. Dan untuk menyadari itu, aku bersyukur Tuhan memberikan gelap ketika malam. Sehingga sinar jutaan bintang yang tak bisa kulihat dalam terangnya siang masih bisa kunikmati ketika gelapnya malam membayang.

Mungkin saat ini, aku sedang berada jauh dari sinar kasih orangtua dan sang motivatorku. Mungkin pula saat ini orang-orang yang berada didekatku terlihat begitu besar jasanya dan kontribusinya untuk perkembangan fisik dan psikisku. Tapi tak dapat ditiadakan kalau lah ternyata dari kejauhan sana, orangtua dan sang motivatorku masih tiada lelah menyinariku ketika aku tersapa petangnya malam. Orang-orang yang di sekitarku hanya mampu mengambah fisikku, sementara mereka, meski dari jauh kekuatan doa mereka telah mampu mewariskan kesegaran dalam keseharianku. 

Untuk kalian, malaikat penjagaku, kusampaikan rasa terimakasihku meski hanya lewat goresan tinta yang berlari, dan sekedar tertitipkan oleh hembusan angin. Semoga yang terbaik selalu bisa dipahami tan terus tersyukuri. Maaf, jika aku hanya bisa melihatmu dalam kegelapan malam. Tapi dalam terangnya siang pun aku selalu merindukan, mata ini bisa menyaksikanmu pula. Karena Tuhan tak pernah membiarkan aku melupakan-Nya dengan melupakanmu. 

11/03/2015

No comments:

Post a Comment