Monday, March 9, 2015

WASPADA



DIBUTUHKAN SEDIKIT KERAGUAN UNTUK WASPADA
 Oleh: Himatul Istiqomah

Segala yang tampak nyata di alam semesta ini seakan sebuah kepastian. Namun hakikatnya, segalnya berangkat dari sebuah ketidakpastian dan berujung pada ketidakpastian pula. Keseluruhan material yang kasat mata hanyalah manifestasi perwujudan kuasa Tuhan.

Sebagai konsekuensi manusia yang diciptakan berakal, sepatutnya ketidakpastian inilah yang mendorong kita meragukan segala sesuatu yang telah ada dan menerka kemungkinan apa yang akan terjadi. Hal ini bukan berarti kita meragukan kuasa Tuhan sebagai pencipta alam yang sedemikian rapi. Karena Tuhan pastilah memiliki alasan tersendiri dengan semua ini. Akan tetapi, keraguan inilah yang akan memicu perkembangan pola pikir kita untuk senantiasa menggagas dan menuangkan ide-ide yang bermanfaat.

Sedikit keraguan amat dibutuhkan sebagai modal kewaspadaan, yang selanjutnya akan melatih kita menyiapkan opsi-opsi planing B,C maupun D yang bisa dipersiapkan sebagai antisipasi kegagalan planing A. Artinya kewaspadaan ini berperan dalam “Prepare for The Worst”, sehingga jika suatu saat terjadi kegagalan planing A, seseorang tidak akan berhenti melangkah (putus asa) karena masih memiliki planing cadangan untuk membuatnya bangkit.

Dibutuhkan sedikit gelap untuk menyadari bahwa bintang-bintang juga bersinar di malam hari. Karena di siang hari hanya raja bintang (matahari) yang tampak bersinar, karena letaknya yang terdekat dengan bumi sehingga mengalahkan sinar bintang yang lain. Bahkan dalam doa yang harus disertai keyakinan pun masih terselip keraguan akan tertolaknya doa. Sehingga dalam berdoa, kita melakukannya berulang-ulang, dan ada upaya mengoreksi serta memperbaiki diri sebagai syarat tercapainya doa.

“DE OMNIBUS DUBITANDUM (SEGALA SESUATU HARUS DIRAGUKAN”.

10 Maret 2015

1 comment: