DIBUTUHKAN SEDIKIT KERAGUAN UNTUK WASPADA
Oleh: Himatul Istiqomah
Segala yang
tampak nyata di alam semesta ini seakan sebuah kepastian. Namun hakikatnya,
segalnya berangkat dari sebuah ketidakpastian dan berujung pada ketidakpastian
pula. Keseluruhan material yang kasat mata hanyalah manifestasi perwujudan
kuasa Tuhan.
Sebagai
konsekuensi manusia yang diciptakan berakal, sepatutnya ketidakpastian inilah
yang mendorong kita meragukan segala sesuatu yang telah ada dan menerka
kemungkinan apa yang akan terjadi. Hal ini bukan berarti kita meragukan kuasa
Tuhan sebagai pencipta alam yang sedemikian rapi. Karena Tuhan pastilah
memiliki alasan tersendiri dengan semua ini. Akan tetapi, keraguan inilah yang
akan memicu perkembangan pola pikir kita untuk senantiasa menggagas dan
menuangkan ide-ide yang bermanfaat.
Sedikit
keraguan amat dibutuhkan sebagai modal kewaspadaan, yang selanjutnya akan
melatih kita menyiapkan opsi-opsi planing B,C maupun D yang bisa dipersiapkan
sebagai antisipasi kegagalan planing A. Artinya kewaspadaan ini berperan dalam
“Prepare for The Worst”, sehingga jika suatu saat terjadi kegagalan planing A,
seseorang tidak akan berhenti melangkah (putus asa) karena masih memiliki
planing cadangan untuk membuatnya bangkit.
Dibutuhkan sedikit gelap untuk menyadari bahwa bintang-bintang juga bersinar di malam hari. Karena di siang hari hanya raja bintang (matahari) yang tampak bersinar, karena letaknya yang terdekat dengan bumi sehingga mengalahkan sinar bintang yang lain. Bahkan
dalam doa yang harus disertai keyakinan pun masih terselip keraguan akan
tertolaknya doa. Sehingga dalam berdoa, kita melakukannya berulang-ulang, dan
ada upaya mengoreksi serta memperbaiki diri sebagai syarat tercapainya doa.
“DE OMNIBUS DUBITANDUM (SEGALA SESUATU HARUS DIRAGUKAN”.
10
Maret 2015
GOOD job...:)
ReplyDelete